
Cara manajemen keuangan usaha menjadi topik utama dalam sesi curhat bisnis yang diadakan oleh pengusaha muda, Blitar Cahpreneur. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Kamis Malam, 18 September 2025 di Mooro Kopi.
Malam itu aku datang sekitar jam setengah 7, untung acaranya belum mulai karena masih menunggu beberapa orang yang akan hadir mengikuti acara. Sekitar jam 7 lebih dikit acara mulai yang dibuka oleh Mbak Tazkya, owner dari Juragan Donkenul.
Awalnya kukira hanya satu orang yang menjadi pemateri acara, ternyata dua orang. Satu orang membahas soal dunia perpajakan, dan satu orang lagi membahas seputar pembukuan keuangan sebuah usaha.
Pentingnya Tiap Bisnis Belajar Cara Manajemen Keuangan

“Jika ingin bisnis berkembang, pembukuan keuangan harus disiplin dilakukan.”
Itulah pesan penting yang kuingat dari diskusi curhat bisnis bertema manajamen keuangan, karena tidak sedikit usaha terutama UMKM yang sulit berkembang dengan alasan tidak konsisten mencatat keuangan, dan mencampurkan dana bisnis dengan dana pribadi.
Materi diskusi pertama diawali dari Mbak Mita, owner dari Dapoer Nonik yang selama belasan tahun pernah bekerja akuntan di sebuah perusahaan. Mbak Mita menjelaskan pentingnya sebuah usaha untuk melakukan pembukuan keuangan dimulai dari mencatat hpp.
“HPP harus dihitung sedetail mungkin. Hpp atau harga pokok penjualan harus dirinci, karena jika hpp dihitung asal-asalan nanti justru bisa bikin rugi,”
Malam itu Mbak Mita juga memberikan contoh dari produknya sambel, bahwa setiap apapun itu ditulis dan dirinci. Seperti terasi, cabe sebiji, ataupun air masak juga dimasukkan dalam pembukuan keuangan.
Selanjutnya Mas Fajar yang juga berkarir di bidang finance memberikan gambaran tentang perpajakan. Mulai dari menjelaskan perpajakan antara CV, PT, dan perseorangan, hingga pengetahuan seputar investasi.
“Jangan menaruh telur pada keranjang yang sama,” kata Mas Fajar mengingatkan sebuah pesan perihal investasi.
Pada akhir penjelasannya, Mas Fajar berpesan untuk memisahkan uang pribadi dan usaha agar tidak tercampur, melakukan pembukuan secara rapi, dan memastikan pengeluaran dan pemasukan harus dicatat.
Kunci dari Pembukuan Keuangan adalah Disiplin Mencatat

Aku tidak terlalu banyak bertanya malam itu, karena permasalahanku masih sangat mendasar. Aku belum bisa konsisten mencatat laba, rugi, pemasukan, pengeluaran, dan sebagainya. Ternyata, hal serupa juga ditanyakan oleh Putri, owner dari putopus.id.
Padahal, banyak yang menegaskan bahwa kunci dari sebuah bisnis ada pada manajemen keuangan. Untungnya, ada banyak saran yang bisa mulai kuterapkan agar lebih konsisten dalam mencatat.
Beberapa orang menyarankan aplikasi pencatat keuangan seperti Bizschool, Catatan Keuangan, dan lainnya. Ada juga yang merekomendasikan membuat template sendiri lalu mencatatnya secara rutin melalui Excel.
“Di suatu komunitas lain itu, ada yang sengaja membuat grup sendiri yang isinya khusus untuk orang-orang yang butuh teman agar bisa konsisten mencatat keuangan usahanya setiap hari,” saran Mas Pulung yang memahami pemula itu membutuhkan teman untuk saling mengingatkan.
“Catat apa aja, jangan pikirkan yang lain. Buat kas sederhana dulu, latih konsisten dan disiplin untuk pembukuan, lalu kalau udah terbiasa bisa naik ke level selanjutnya seperti mencatat laba, rugi, kas, dan lain-lain,” tambah Mas Pulung.
Keuangan mungkin sejak dulu menjadi hal yang kurang kusukai. Soalnya, kalau sudah berhubungan dengan angka rasanya langsung malas duluan. Tapi, mengingat sekarang sudah terjun di dunia bisnis, mau tidak mau aku harus belajar juga.
Belajar tentang pembukuan ternyata memang penting sekali. Dengan begitu, kita jadi tahu uang yang masuk berasal dari mana saja, digunakan untuk apa saja, dan tidak lagi kebingungan kenapa uang cepat habis tanpa terasa. Ternyata, pembukuan memang sepenting itu.
Tidak Hanya Keuangan Saja, Ada Topik Lain yang Dibahas
Diskusi malam itu terasa semakin seru. Bukan hanya membahas seputar pembukuan keuangan, tetapi juga merambah ke topik lain. Mulai dari personal branding, hingga berujung pada motivasi untuk salah satu Gen Z yang sedang merintis usaha.
“Untuk yang punya usaha jasa, itu kalau bisa punya kartu nama, buat apa? ya ngenalin usaha kalian ke orang-orang,” pesan Mas Pulung selaku ketua Blitar Cahpreneur mengingatkan untuk pemilik usaha jasa.
Tak hanya Mas Pulung, ada juga Mas Fajar yang menambahkan, setiap kali bertemu orang baru, biasakan untuk mengenalkan diri.
“Awalnya kenalan dulu saja tujuannya, cari relasi. Karena dengan punya banyak relasi, itu bisa jadi pintu masuk yang nantinya mungkin berubah menjadi klien kita,” ungkapnya.
Ada juga yang bertanya cara biar bisa public speaking, hingga hingga seputar pajak yang jika dibahas akan lebih kompleks dan tidak akan selesai dibahas dalam semalam. Senang sekali bisa bergabung dan menjadi bagian dari curhat bisnis pada malam hari itu.
Kesimpulan

Banyak insight berharga seputar manajemen keuangan usaha yang kudapatkan malam itu. Mulai dari cara menghitung HPP secara detail, mencatat setiap pendapatan, hingga pentingnya memisahkan keuangan pribadi dengan keuangan bisnis.
Ada juga banyak rekomendasi aplikasi atau software keuangan yang bisa membantu lebih disiplin, terutama bagi pebisnis pemula. Dengan adanya tools tersebut, harapannya pencatatan jadi lebih rapi, terstruktur, dan memudahkan kita memantau arus kas.
Next, aku bakal cerita tentang kisah sukses owner Suka Es Teh, yang bisnisnya berkembang pesat sejak ia membaca sebuah buku. Tunggu ceritanya, ya! ***