Cerita Usaha: Dari Masa Lalu Pilu, Tumbuh jadi Pribadi Tangguh

Cerita Usaha: Dari Masa Lalu yang Pilu, Tumbuh jadi Perempuan Tangguh
Ccerita usaha orang sukses owner bisnis fashion

Aku pertama kali mengenal sosoknya ketika kami berada dalam satu kelompok di pertemuan perdana Blitar Cahpreneur. Saat itu ia datang sedikit terlambat, lalu memperkenalkan diri dengan ramah sebagai pemilik usaha fashion dan logistik yang kini sedang ditekuninya.

 

Sesekali, ia bercerita bahwa dulu sempat menulis blog. Ia pernah aktif di dunia kepenulisan sebelum akhirnya terjun ke dunia bisnis. Saat itu aku merasa ada semacam tali yang membuat percakapan kami semakin akrab.

 

Sosoknya begitu humble, dan mudah bergaul dengan siapa pun. Tapi di balik senyum dan keramahan itu, ternyata tersimpan luka masa lalu yang cukup dalam.

 

Namanya Mbak Betty, owner Berkah Logistik dan Ayunda Muslim Wear (AMW). Awalnya, aku mengira kesuksesannya datang begitu saja. Namun ternyata, semua yang ia raih hari ini adalah hasil dari kerja keras dan perjuangan panjang yang tak kenal lelah di masa lalu.

Table of Contents

Cerita Usaha: Tiap Hari ke Kantor, Buka Bimbel Hingga Antar Pizza Keliling

“Aku dulu, Nis, tiap hari harus ke kantor. Setelah itu buka les-lesan di kontrakan. Kalau ada orderan pizza, ya langsung tak antar sendiri habis kerja,” ujarnya sambil tersenyum mengenang masa lalu.

Kadang kita hanya melihat kesuksesan seseorang tanpa tahu perjuangan berat di baliknya. Begitu juga dengan Mbak Betty, yang ternyata pernah berada di posisi sangat sulit secara ekonomi dan kasih sayang.

 

Awal Oktober lalu, aku datang ke rumahnya. Tubuhnya terlihat lelah, bahkan ia sempat meminta maaf karena menyambutku dalam keadaan sakit akibat kelelahan bekerja. Padahal justru aku yang merasa tak enak hati.

 

Sorot matanya tampak letih, tapi di sana juga ada semangat dan mimpi yang terus menyala. Tatapan yang mengajarkanku arti kesabaran dan keteguhan dalam menjalani hidup, terutama dalam dunia usaha.

 

Dulu aku berpikir semua orang punya masa kecil yang bahagia. Ternyata aku salah. Meski aku dibesarkan dari keluarga kurang mampu, tapi nyatanya aku tak kurang kasih sayang sama sekali.

 

Berbeda dengan kisah Mbak Betty kecil, yang tumbuh tanpa kasih sayang orang tua. Satu-satunya sosok yang selalu hadir adalah Mbah Putri, nenek yang dengan penuh cinta merawat dan melindunginya sejak kecil.

 

“Tak ada memori masa kecil yang indah, nis. Dulu itu aku broken home yang bener-bener broken, sampai puncaknya pas abis lulus kuliah menikah dengan orang yang tidak tepat. Jadi dulu kesedihanku bukan karena disakitinya, tapi karena melihat mbahku sedih melihatku nasibku yang menyedihkan,” kata Mbak Betty dengan suara yang sedikit parau.

 

“Disaat Mbah Kung bersikap kurang baik pun, Mbah Putri tetap sabar. Dan dari mbah putrilah aku belajar banyak kesabaran dan pelajaran hidup yang membuatku sekarang berada di titik ini.,” tutur Mbak Betty sambil berkaca-kaca mengenang sosok paling disayanginya.

Saat itu aku tersadar, terkadang kekuatan seseorang bukan karena dirinya yang tangguh, tapi karena ada sosok yang ingin terus ia bahagiakan.

 

Pertemuan hari itu bukan hanya tentang cerita usaha, tapi juga tentang kehidupan. Aku belajar banyak dari perjalanan dan kesabarannya menghadapi ujian, dari masalah keluarga hingga pandangan miring orang lain. Semua itu justru membentuknya menjadi sosok yang kuat dan penuh empati.

 

Kini, rezeki datang beruntun. Ia selalu dipertemukan dengan orang-orang baik, memiliki keluarga yang menyayanginya, dan usahanya pun semakin dikenal.

 

“Banyak temanku yang dulu tahu ceritaku menganggap aku sudah gila, Nis. Mungkin karena mereka tahu ujian yang kuhadapi itu berat sekali,” ucapnya dengan nada pelan.

Jika membicarakan masa lalu yang menyesakkan, rasanya tak akan cukup hanya dengan seribu kata. Terlalu banyak kisah dan pelajaran hidup yang bisa kupetik dari perjalanan Mbak Betty.

 

Pelajaran tentang bagaimana kesabaran selalu berbuah hasil, tentang keberanian menghadapi masa sulit, tentang pertemuan dengan orang-orang baik yang menjadi jalan rezeki, serta keyakinan bahwa segala sesuatu akan dipermudah ketika kita ikhlas menjalaninya.

 

Itulah sekilas kisah hidup Mbak Betty, kisah yang membuatku banyak bersyukur, belajar, dan semakin memahami bahwa setiap luka bisa menjadi kekuatan ketika kita memilih untuk tumbuh darinya.

 

Modal Utama Berbisnis Adalah Rasa Senang

 

Cerita usaha

“Kadang orang beli itu bukan karena produknya, tapi karena siapa yang jual,” ucap Mbak Beti, dan kalimat itu menancap kuat di pikiranku.

Mendengar kalimat itu, aku langsung merasa jleb. Memang benar, kadang kita membeli sesuatu bukan karena produknya, tapi karena siapa yang menjualnya.

 

Pernyataan Mbak Betty seperti membuka mataku tentang pentingnya memperbaiki sisi manusiawi dalam diri kita, ketika berada di posisi penjual, bagaimana bersikap, melayani, dan membangun hubungan dengan pelanggan.

 

Perjalanan usaha MbakBetty dimulai dari hal sederhana: menjual pizza buatan sang kakak. Saat itu, di sela-sela kesibukannya bekerja di kantor Polres, ia tetap berusaha memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan membuka bimbel kecil dan mengantar pizza ke pelanggan.

 

Sosok perempuan tangguh yang selama ini kukagumi ternyata menyimpan banyak cerita perjuangan. Berjualan yang ia lakukan sejak dulu ternyata bukan semata karena kebutuhan, tapi karena rasa senang.

 

Saat sang kakak fokus memproduksi, Mbak Betty mengambil peran dalam pemasaran. Mereka saling melengkapi satu sama lain.

 

Dari kisah itu aku menyadari satu hal: tidak semua orang memiliki sense dan bakat berjualan, padahal dalam dunia usaha sekarang, kemampuan menjual adalah hal yang sangat penting.

 

Aku belajar banyak dari Mbak Bettytentang skill ini, terutama saat aku mengatakan bahwa banyak orang, termasuk aku, yang masih merasa takut dan malu untuk berjualan.

 

Padahal, berdagang sendiri merupakan profesi mulia yang bahkan dianjurkan dalam hadis Nabi. Ah, terima kasih, Mbak, sudah mengingatkanku akan hal itu.

 

Ttidak hanya fokus pada usaha fashion dan logistik, Mbak Beti juga menjadi agen umroh Kampung Coklat. Ia bercerita bagaimana proses itu datang begitu tiba-tiba.

 

“Sebenarnya jadi agen umroh itu nggak direncanain sama sekali. Awalnya sering nyetatus di WA waktu umroh tahun lalu, eh tiba-tiba ada yang nanya dan daftar,” ungkapnya sambil tersenyum mengingat momen itu.

Sosok perempuan yang menginspirasiku ini juga berpesan bahwa ibadah tidak seharusnya menjadi beban. Yang utama adalah rasa senang saat mau menjalankannya. “Mulai niat aja dulu dan punya tekad agar kita bisa beribadah di Tanah Suci.”

 

Dari cerita panjangnya, aku belajar bahwa segala sesuatu yang dilakukan dengan hati dan rasa senang akan membawa hasil yang baik.

 

DImulai dari bekerja di kantor, mengantar pizza, hingga kini memiliki dua usaha, Berkah Logistik dan Ayunda Muslim Wear, serta menjadi agen umroh, semua berawal dari satu hal sederhana: rasa senang yang tulus saat berjualan.

 

Belajar Negosiasi, Membaca Peluang, dan Tahu Kapasistas

Belajar bisnis

Tidak hanya belajar bahwa segala sesuatu berawal dari rasa senang, dari Mbak Betty aku juga banyak belajar tentang negosiasi dan membaca peluang. Seperti halnya saat Ia bercerita ketika masih bekerja di Polres Kota, ia mulai belajar membaca peluang yang ada di sekitarnya.

 

Baginya, jika ada permintaan, berarti ada kebutuhan yang harus dipenuhi. Sesederhana itu cara berpikirnya, tapi justru di situlah letak kepekaan seorang pebisnis.

 

Dari cerita Mbak Betty, aku juga menyadari ada hal lain yang perlu terus kupelajari, yaitu seni berbicara dan bernegosiasi dengan klien. Mendengar pengalamannya, aku merasa masih harus banyak belajar bagaimana mengomunikasikan ide dengan percaya diri dan meyakinkan.

 

Mbak Betty dengan gayanya yang humble menjelaskan, “Kuncinya ketika bernegosiasi dengan pihak dinas itu, kita harus cepat mengambil keputusan. Berani dulu aja, dan kasih kualitas yang terbaik.”

 

Prinsip itu begitu membekas. Kadang kita terlalu lama berpikir dan akhirnya melewatkan peluang yang datang.

 

Hingga kini, Berkah Logistik masih menjadi salah satu penyedia barang dan jasa yang dipercaya oleh beberapa dinas di Kota Blitar. Semua itu berkat ketekunan dan konsistensi Mbak Betty dalam menjaga amanah serta memberikan pelayanan terbaik.

 

Semoga kedepannya, usahanya semakin berkembang dan terus menjadi mitra yang dipercaya. Mbak Betty juga berpesan,

“Kalau masih muda, coba belajar untuk mengembangkan diri, pintar-pintarlah membaca peluang, tapi jangan lupa untuk tetap tahu kapasitas diri.”

Kalimat itu seperti penutup yang meneguhkan, bahwa keberanian dan kesadaran diri adalah dua hal penting yang harus berjalan beriringan dalam setiap langkah usaha.

 

Kesimpulan

 

Ada banyak pelajaran yang bisa kuambil dari pertemuanku dengan Mbak Betty, mulai dari keteguhan dan kesabarannya menghadapi tekanan hidup di masa kecil, hingga perjuangan dan kerja kerasnya membangun bisnis agar terus berkembang.

 

Sosoknya mengajarkanku bahwa keberhasilan tak datang dalam semalam, tetapi tumbuh dari ketulusan, rasa senang, dan keberanian untuk terus melangkah meski keadaan tak selalu mudah.

 

Semoga Mbak Betty dan keluarga senantiasa diberi kesehatan, rezeki, serta kebahagiaan. Terima kasih sudah menjadi sosok yang menginspirasi banyak orang, termasuk aku. Cerita usaha minggu depan, aku akan menulis tentang bakery yang tak kalah menarik. Jadi, jangan lupa tungguin ya! ***

Oh ya, kalau kamu butuh bantuan buat handle Instagram atau TikTok usaha biar lebih aktif dan terarah, hubungi nomer ini ya 085715077051
Harganya mulai dari Rp750 ribuan/bulan, bonusnya — cerita usahamu juga bakal aku tulis dan posting di blog anisaalfi.com, biar makin dikenal banyak orang

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *