Mata Tetap Bisa ‘Menyala’ dengan Insto Dry Eyes

Mata Tetap Bisa ‘Menyala’ dengan Insto Dry Eyes

Atasi mata kering dengan insto dry eyes

Semenjak menjadi seorang Social Media Specialist, rutinitasku makin tak bisa lepas dari gadget. Hampir setiap waktu, aku harus mengecek akun-akun klien di berbagai platform, membuat setidaknya 5 konten setiap hari, dan masih ditambah dengan job menulis yang mengharuskanku standby berjam-jam di depan laptop.

 

Tapi di balik semua aktivitas itu, aku justru menemukan pengalaman baru yang sangat berarti.  Bekerja di agensi digital marketing di Blitar membuatku lebih dekat dengan para pelaku UMKM. Orang-oranng yang punya semangat luar biasa dalam membangun bisnis dari nol. Lewat profesi ini juga, aku bisa bergabung menjadi tim kreatif di komunitas pengusaha muda Blitar Raya.

 

Meskipun banyak hal menarik yang bikin skill dan relasiku berkembang, tetap ada satu hal yang harus rela dikorbankan: kesehatan mata. Durasiku di depan layar kini bisa lebih dari 8 jam sehari. Awalnya tak terlalu terasa, tapi lama-kelamaan mataku mulai sering memberi sinyal. Mulai dari terasa perih, kering, dan pegal, susah fokus saat mengetik atau mengedit, hingga ingin mengucek mata, seolah ada debu yang mengganjal.

 

Aku tahu ini bukan hanya terjadi padaku. Di era serba digital seperti sekarang, hampir semua profesi menuntut kita untuk serba sat set, salah satu caranya dengan memanfaatkan teknologi. Tapi sering kali, kita lupa memperhatikan bagian tubuh yang paling sering diajak bekerja: mata.

Efek Kesehatan Mata Jika Terlalu Lama Menatap Gadget

Tanpa disadari, aktivitas di depan gadget kini telah menjadi bagian dari keseharian, entah untuk bekerja, belajar, atau sekadar scrolling media sosial. Awalnya mungkin terasa menyenangkan, karena tak harus melakukan aktivitas fisik yang melelahkan. Tapi kenyamanan itu sering membuat kita abai terhadap sinyal tubuh, terutama dari mata.

 

Gejala awalnya mungkin hanya terasa kering di kelopak mata, ada rasa ingin menguceknya; kadang juga mata jadi sepet dan perih mengira ada debu atau kotoran yang masuk dan  menimbulkan mata memerah.

 

Jika terus dibiarkan, gangguan ini bukan hanya mengurangi kenyamanan, tapi juga mengganggu pekerjaan. Fokus jadi buyar, konsentrasi berkurang. Yang seharusnya sibuk mengedit video klien, malah sibuk mengusap mata. Yang tadinya harus meeting atau take video konten, jadi terganggu karena mata tak bisa bekerja maksimal. Akhirnya, kualitas hasil kerja pun ikut menurun.

 

Dan di dunia profesional, hal ini bisa berdampak serius, termasuk mengecewakan klien. Itulah mengapa menjaga kesehatan mata di tengah rutinitas digital sangat penting. Bukan cuma soal kenyamanan, tapi soal performa dan produktivitas jangka panjang.

 

Menjadi Sosial Media Spesialist:  Mata Dituntut Harus Tetap Menyala

Saat take video untuk konten produk klien

Gangguan mata kering, mata sepet, dan mata perih adalah tiga hal yang sudah sering kualami sejak aku menekuni sebagai blogger dan content writer. Rasanya nggak nyaman sama sekali. Fokus terganggu, konsentrasi menurun, dan pekerjaan pun jadi terasa jauh lebih berat dari biasanya.

 

Apalagi kini aku juga merangkap sebagai Social Media Specialist. Sebuah pekerjaan yang menuntut mata untuk terus menyala di depan layar gadget, dari pagi hingga malam. Mulai dari cek akun klien, bikin konten, riset tren, sampai take video dan menyusun strategi konten, semuanya dilakukan menggunakan gadget. Dan semua itu butuh mata yang harus menyala.

 

Tapi kenyataannya, gejala mata kering mulai mengganggu performaku. Waktu pengerjaan jadi lebih lama, dan saat harus bertemu klien untuk membahas content planning, kepercayaan diriku seketika turun. Bayangkan: harus presentasi strategi, sementara mata terasa perih dan ingin terus dikucek.

 

Untungnya, leader di agensi digital marketing tempatku bekerja cukup perhatian. Ia tahu persis apa yang aku alami. Katanya, dulu ia pernah ada di posisi yang sama, menangani tiga klien sekaligus, tanpa tim, dan harus multitasking dari bikin laporan sampai mengelola performa konten. Ia bahkan pernah duduk berjam-jam tanpa jeda, memaksa matanya terus menatap layar demi menyusun strategi yang tepat.

 

Dari pengalamannya itu, aku mulai sadar, kesehatan mata adalah modal utama bagi seorang Social Media Specialist. Bukan cuma soal bikin konten agar viral, tapi juga memantau performa harian, merespon DM dan komentar, mengedit video klien yang kadang harus revisi berkali-kali.

 

Setelah itu, aku mulai lebih peka dengan gejala yang kualami. Rasa perih, dan keinginan untuk mengucek mata terus-menerus, bahkan kemerahan yang mungkin terlihat saat ngobrol dengan leaderku, semua jadi pertanda bahwa aku butuh bantuan.

 

Beruntungnya, aku disarankan pakai tetes mata yang sesuai dengan gejala yang kualami. Aku memilih INSTO DRY EYES untuk  membantu mengatasi gejala mata kering karena terlalu lama menatap layar gadget.

 

Menjadi Social Media Specialist memang salah satu wishlist pekerjaan sejak dulu. Tapi sekarang aku tahu: pekerjaan impian pun tetap butuh tubuh yang sehat untuk bisa dijalani dengan maksimal. Dan mata adalah bagian paling awal yang perlu dijaga.

 

Gejala Mata Kering yang Ganggu Produktivitas

gejala mata kering yang harus diwaspadai

Gangguan mata kering bisa dialami siapa saja. Bukan hanya oleh seorang Social Media Specialist yang dituntut matanya terus “menyala” di depan layar gadget. Aktivitas sederhana seperti membaca terlalu lama di ruangan yang remang juga bisa memicu mata kering.

 

Atau saat kita berada di ruangan bersuhu dingin, terkena paparan angin dari kipas atau AC yang langsung mengarah ke wajah, hal ini bisa bikin mata jadi perih, sepet, bahkan berair.

 

Tiga hal ini sering dianggap sepele, padahal bisa jadi penyebab utama gangguan mata kering yang, kalau dibiarkan, bisa mengganggu fokus dan profesionalitas dalam bekerja. Berikut ini beberapa gejala mata kering yang bisa bikin kerjaan jadi serba mood swing.

 

#MataKeringJanganSepelein karena bisa berakibat pada performa kerja. Kalau terus dibiarkan, fokus dan konsentrasi kita bakalan menurun, mood labil, dan kualitas kerja pun bisa ikut terganggu. Berikut gejala-gejala ringan yang sering dialami, terutama untuk orang-orang yang beraktivitas di depan layar gadget sepanjang hari. Gejala ini bisa menjadi tanda bahwa mata kita sedang bekerja terlalu keras dan butuh diperhatikan.  

 

  • Mata Pegel

Awalnya terasa seperti nyeri ringan, disusul dengan sensasi berdenyut di sekitar mata. Tak jarang, rasa sakit ini menjalar ke bagian tubuh lain seperti leher, punggung, hingga pundak. Ini adalah ciri khas dari mata pegal atau mata lelah sebagai tanda bahwa mata sudah terlalu lama diforsir bekerja.

 

Aku pernah mengalaminya sendiri. Saat sedang fokus mengedit video, tiba-tiba muncul rasa sakit yang berdenyut di sekitar otot mata. Meski sudah mencoba mengedip berulang kali, nyerinya tetap terasa. Baru setelah berhenti sejenak dan mengalihkan pandangan ke buku catatan kecil, rasa pegal itu mulai mereda.

 

  • Mata Perih

Saat mata mulai terasa perih, sering kali disertai kelopak mata yang gatal atau sensasi seperti kemasukan pasir. Meskipun mengedip bisa sedikit meredakan, rasa perih itu biasanya kembali dalam waktu singkat.

 

Sebagai Social Media Specialist, aku sering merasakannya saat sedang multitasking, balas DM klien sambil mengatur jadwal konten dan memantau engagement rate. Fokus terganggu, dan hasil kerja jadi nggak maksimal. Gejala ini bisa disebabkan oleh paparan asap rokok yang memicu iritasi, udara ruangan yang kering atau berdebu, membaca di tempat minim cahaya, dan yang paling sering: kelelahan dan stres akibat kerja nonstop di depan layar

  • Mata Sepet

Gejala mata sepet biasanya muncul saat kelopak mata terasa lengket ketika berkedip. Jika dibiarkan, mata bisa memerah, terasa berat,  bahkan menyebabkan sakit kepala atau pusing. Sebagai Social Media Specialist, aku dituntut aktif di berbagai platform setiap hari.

 

Dari urusan teknis seperti menjadwalkan konten dan mengevaluasi performa, hingga yang kreatif seperti shooting dan editing video. Semua membutuhkan ketajaman mata dan fokus tinggi.

 

Sayangnya, paparan layar yang terlalu lama atau terkena AC langsung ke wajah sering memperparah kondisi mata. Menurut dr. Vonna Riasari, SpM, penting untuk memberi mata jeda dengan aturan 20-20-20: Setiap 20 menit menatap layar, istirahatkan mata selama 20 detik dengan melihat objek sejauh 20 kaki.

 

Solusi Mencegah Mata Kering Tanpa Drama

 

Ketika produksi air mata terganggu, permukaan mata jadi tidak terlumasi dengan baik. Akibatnya, muncullah gejala seperti mata kering, sepet, perih, bahkan pegel. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berdampak buruk pada kenyamanan dan produktivitas harian, apalagi bagiku yang kerja nonstop di depan layar.

 

Sebenarnya ada beberapa cara sederhana yang bisa kita lakukan di rumah untuk mencegah mata kering, diantaranya:

  • Melindungi Mata dari Polusi dan Asap Rokok

Gejala mata kering bisa muncul tanpa kita sadari, terutama saat berada di lingkungan yang kurang kondusif. Udara yang kering dan penuh polusi, seperti yang sering kita temui di jalanan kota besar, menjadi salah satu pemicunya. Debu, asap kendaraan, hingga udara kotor yang terbawa udara bisa langsung mengenai mata.

 

Tak hanya di luar ruangan, kondisi ini juga bisa terjadi di dalam ruangan. Misalnya, saat kita berada di tempat yang dipenuhi asap rokok atau berada terlalu dekat dengan AC atau kipas angin yang tiupannya langsung mengarah ke wajah. Paparan angin dingin secara terus-menerus ke mata membuat permukaannya mudah kering, terasa perih, dan membuat mata jadi cepat lelah.

 

Lingkungan seperti ini sering kali dianggap biasa saja, padahal jika dibiarkan terus-menerus, bisa memicu gejala mata kering yang mengganggu. Maka penting bagi kita untuk mulai lebih sadar dan melindungi mata, salah satunya dengan menggunakan kacamata.

  • Mengatur Waktu Pemakaian Gadget

Di era pekerjaan yang serba cepat seperti sekarang, gadget menjadi alat bantu utama yang memudahkan segala pekerjaan, mulai dari komunikasi, riset, hingga menyelesaikan tugas. Namun, penggunaan gadget yang berlebihan tanpa jeda bisa berdampak buruk bagi kesehatan mata.

 

Dalam situs halodoc.com dijelaskan bahwa terlalu lama menatap layar dapat memicu digital eye strain, kondisi di mana mata mengalami kelelahan akibat aktivitas digital yang intens. Ini terjadi karena layar gadget, terutama yang menggunakan LED, memancarkan cahaya biru yang jika dilihat terus-menerus bisa membuat mata cepat lelah, perih, bahkan sulit fokus.

 

Apalagi jika bekerja dalam posisi yang sama selama berjam-jam, di ruangan dengan pencahayaan yang minim kondisi mata bisa semakin memburuk. Gejalanya mulai dari mata kering, pandangan kabur, hingga sakit kepala ringan. Untuk itu, penting mengatur waktu pemakaian gadget dengan bijak, memberi jeda secara berkala, dan memberikan penerangan yang cukup saat bekerja di depan gadget.

  • Memberikan Perawatan pada Mata

Merawat mata secara mandiri adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi diri dari sisi internal, terutama di tengah rutinitas digital yang padat. Caranya pun sederhana. Saat mata mulai terasa lelah, cobalah untuk mengompresnya dengan air hangat agar otot-otot di sekitar mata lebih rileks.

pakai insto dry es

Jangan lupa untuk memberi jeda setiap 20 menit sekali dengan mengalihkan pandangan dari layar, agar mata bisa beristirahat sejenak. Yang tak kalah penting, selalu sediakan obat tetes mata seperti #InstoDryEyes. Produk ini praktis dibawa ke mana saja dan jadi solusi cepat saat mata tiba-tiba terasa perih, sepet, atau kering akibat terlalu lama menatap layar gadget.

 

Insto Dry Eyes, Kemasan Baru, Kerjaan Jadi Nggak Terganggu

Keunggulan dari Insto Dry Eyes

 

Saat ini, aku selalu membawa Insto Dry Eyes ke mana pun perginya. Rutinitasku yang tak pernah lepas dari gadget, entah itu smartphone, laptop, atau tablet, membuat mataku sering terasa perih, pegal, dan kering. Setiap kali mulai muncul gejala, aku langsung meneteskan 1 hingga 2 tetes saja. Praktis dan langsung terasa efeknya.

 

Aku hanya memakainya  maksimal dalam sehari cukup 3 kali, atau kalian bisa  ikuti petunjuk dari dokter jika memang dibutuhkan penggunaan lebih lanjut.

 

Insto Dry Eyes ini bukan hanya cocok untuk pekerja digital sepertiku, tapi juga untuk siapa saja yang sering beraktivitas di ruangan ber-AC, pekerja lapangan, atau dalam kondisi yang membuat mata cepat lelah.

 

Kini, Insto hadir dengan kemasan baru yang lebih modern dan desain yang lebih menarik. Warna dominan biru langit memberi kesan segar dan menenangkan. Berbeda dari kemasan sebelumnya kombinasi putih, hijau dan biru. Perubahan ini membuat Insto nggak cuma nyaman di mata, tapi juga enak dilihat dan mudah dikenali saat dibawa ke mana-mana.

 

  • Praktis

Kemasan Insto Dry Eyes dirancang praktis dan ringkas karena tidak terlalu besar, hanya sebesar genggaman tangan. Ukurannya yang compact membuatnya mudah disimpan di berbagai tempat: mulai dari tas kecil, saku baju atau celana, hingga laci meja kerja.

 

Karena kepraktisannya, Insto bisa jadi semacam starter kit yang wajib dibawa ke mana pun, bersama barang penting lainnya seperti ponsel atau dompet. Cocok banget untuk mendukung segala aktivitas, terutama buat orang yang punya mobilitas tinggi dan sering bekerja di depan layar. Saat mata mulai terasa kering, tinggal teteskan, dan kamu bisa lanjut beraktivitas tanpa terganggu.

 

  • Mudah Didapatkan

Produk Insto telah menjadi bagian dari Combiphar sejak tahun 2014, dan pada tahun 2019 dikenal sebagai salah satu produk yang mengkampanyekan tentang pentingnya menjaga kesehatan mata, khususnya terkait masalah mata kering.

 

Melalui produk unggulannya, Insto Dry Eyes, produk ini mudah didapatkan dimana-mana.  Kini, produk tetes mata Insto tak hanya tersedia di apotek, tapi juga bisa dengan mudah ditemukan di minimarket terdekat. 

  • Harga Terjangkau

Mengatasi gejala mata kering ternyata nggak harus mahal. Salah satu solusi yang efektif dan tetap ramah di kantong adalah Insto Dry Eyes. Di Blitar, produk ini bisa didapatkan dengan harga sekitar Rp16.000-an saja.

 

Dengan isi 7,5 ml per kemasan, tetes mata ini sudah cukup untuk meredakan berbagai keluhan seperti mata perih, sepet, gatal, atau sensasi mengganjal yang sering muncul setelah terlalu lama menatap layar. Harganya terjangkau, manfaatnya maksimal, pas banget buat kita yang ingin tetap produktif tanpa gangguan dari mata kering.

 

  • Aman dan Ampuh

Setiap 1 ml Insto Dry Eyes mengandung Hydroxypropyl methylcellulose, bahan aktif yang berfungsi sebagai pelumas mata. Zat ini membantu menjaga kelembapan mata dan meredakan gejala mata kering seperti rasa gatal, perih, hingga sensasi mengganjal seolah ada debu yang masuk.

 

Formulanya ringan, cepat meresap, dan aman digunakan sehari-hari, cocok untuk kita yang harus terus aktif di depan layar. Jadi nggak perlu khawatir lagi, sekarang kerja tetap lancar, mata pun tetap nyaman.

 

Yuk, Jaga Kesehatan Mata dengan Insto Dry Eyes!

 

Suatu hari, aku teringat pesan dari leader di agensi digital marketing tempatku bekerja:“Karena kita nggak bisa mengendalikan orang untuk bersikap sesuai keinginan kita, satu-satunya yang bisa kita kendalikan adalah diri sendiri.”

 

Pesan itu disampaikan saat aku sedang menghadapi klien yang cukup menguji kesabaran. Tapi di situlah aku belajar: tetap tenang justru membuka jalan untuk mendapatkan kepercayaan.

 

Awalnya kupikir itu hanya pengingat agar tetap total dalam bekerja. Tapi ternyata, komunikasi adalah kunci di hampir semua profesi, termasuk sebagai Blogger atau Social Media Specialist. Dan bukan cuma komunikasi, tapi juga gaya hidup sehat, terutama menjaga kesehatan mata. Sebab bagi kita yang kerjanya depan gadget seharian, mata gampang banget capek.

 

Sekarang aku selalu siap sedia Insto Dry Eyes, praktis dibawa ke mana-mana dan efektif mengatasi mata sepet, mata pegel, atau mata perih akibat gejala mata kering. Dengan mata yang lebih nyaman, fokus pun terjaga, dan kerjaan bisa dituntaskan tanpa drama. ***

Referensi:

  1. https://www.alodokter.com/ternyata-ini-penyebab-utama-munculnya-mata-perih
  2. https://insto.co.id/news-update/mata-terasa-pegal-cari-tau-sebabnya
  3. https://www.halodoc.com/artikel/adakah-pengaruh-penggunaan-gadget-terhadap-mata-anak

 

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *