Home Page >> Lingkungan >> Apa Itu Eco Enzyme dan Manfaatnya Sehari-hari
Apa itu Eco Enzyme dan Manfaatnya? Itulah pertanyaan Mas yang heran saat pertama kali melihatku mengumpulkan sisa kulit buah pepaya dan jeruk. Sebenarnya beberapa waktu lalu setelah mendapatkan materi tentang pembersih alami dari kelas @belajarzaerowaste.id, aku langsung praktek tiga hari kemudian.
Memulainya dengan mengumpulkan sisa kulit buah pepaya yang kebetulan selalu tersedia. Kebun belakang ada beberapa pohon pepaya yang ditanam oleh Mbah, jadi saat sudah matang, pepaya jenis California itu tinggal kupetik saja. Pepaya yang diisajikan saat dingin jadi favoritku dan si kecil.
Dulu aku pernah membuat Eco Enzyme, hanya berbekal dari perkiraan dan coba-coba saja. Saat itu ada banyak kulit jeruk, jadi daripada dicampurkan dengan kompos, coba bikin Eco Enzyme. Eh, ternyata bukannya berhasil, belum ada seminggu masih tahap mengumpulkan kulit buahnya, justru wadahnya meledak.
Untung saat itu meledaknya tak terlalu keras. Ternyata sama teman dikasih tahu kalau seharusnya beberapa hari di awal wadah jangan ditutup terlalu rapat. Selain itu, dia menyarankan untuk menggunakan wadah bermulut besar seperti toples, jadi menghindari ledakan. Aku saat itu memakai botol mineral, hehe.
Hingga beberapa minggu kemudian selepas pelatihan kompos, aku mencoba membuat Eco Enzyme yang katanya memiliki beragam manfaat untuk kehidupan sehari-hari. Tak hanya mengurangi sisa konsumsi kulit buah dengan mengolahnya, namun juga bisa dimanfaatkan untuk menghemat pengeluaran.
Table of Contents
Apa itu Eco Enzyme? Cara Bijak Mengolah Sisa Konsumsi
Eco Enzyme merupakan cairan yang dihasilkan dari fermentasi sisa konsumsi organik, mulai dari kulit buah, kulit sayur, yang dicampur dengan gula merah sebagai molase, dan air yang berasal dari pembuangan AC, air kran yang sudah diendapkan 2 hari, atau air hujan agar mendapatkan hasil Eco Enzyme yang berkualitas.
Membuat Eco Enzyme jadi salah satu cara bijak untuk mengolah sisa konsumsi organik yang paling banyak dihasilkan dari rumah tangga. Daripada dibiarkan menumpuk di TPA yang justru bisa menimbulkan polusi dan jejak karbon, lebih baik kita mengolah sisa konsumsi organik ini dengan membuat Eco Enzyme.
Selain mengolah menjadi pupuk kompos, Eco Enzyme jadi salah satu cara memanfaatkan sisa konsumsi organik agar lebih berguna. Eco Enzyme sendiri ditemukan oleh Dr. Rosukon Poompanvong, pendiri asosiasi pertanian organik Thailand yang telah melakukan penelitian sejak tahun 1998.
Tak hanya ikut berkontribusi memanfaatkan sisa konsumsi yang sesuai dengan gaya hidup berkelanjutan, namun pemakaian Eco Enzyme ini juga jadi salah satu cara mengurangi ketergantungan dengan produk kimia. Menciptakan solusi yang ramah lingkungan di segala kehidupan sehari-hari.
Manfaat Eco Enzyme untuk Kehidupan Sehari-hari
Eco Enzyme memiliki beragam manfaat, tak hanya sebagai pembersih alami saja. Namun juga dapat menyuburkan tanah, tanaman, hingga membantu melestarikan lingkungan seperti membersihkan air sungai yang tercemar oleh limbah.
Berikut ini beberapa manfaat Eco Enzyme untuk kehidupan sehari-hari sebagai pembersih alami, dan lain-lain di rumah, diantaranya
-
- Cairan pembersih alami yang mampu mencuci piring,, mencuci buah dan sayur, hingga menghilangkan bau busuk, jamur, dan kotoran yang ada di dapur. Pemakaian Eco Enzyme ini kita jadi berhemat untuk tidak lagi membeli sabun pembersih berbahan dasar zar kimia. Tak hanya hemat, namun juga ramah lingkungan, kan.
-
- Membantu menyuburkan tanah dan tanaman karena bahan yang terkandung dalam Eco Enzyme lebih ramah lingkungan. Selain bisa sebagai pupuk tanaman, cairan serbaguna ini juga mampu mengusir hama yang bisa menyebabkan tanaman seringkali layu, atau mati tanpa sebab.
-
- Mengusir serangga yang seringkali mengganggu di rumah, seperti semut, lalat, kecoak, nyamuk, dan serangga lain. Kalau di rumahku, seringkali saat musim gini selalu saja semut masuk rumah dan mencari sarang baru, dan Eco Enzyme ini ternyata ampuh buat mengusir mereka.
-
- Membersihkan lingkungan yang tercemar, seperti sungai yang seringkali terdapat limbah berbahaya yang tidak ramah lingkungan sehingga berpotensi mencemari tanah, air sungai, hingga laut. Dan Eco Enzym mampu memberikan kontribusi untuk membersihkan air sungai yang tercemar. Keren, kan.
Buah yang Dapat Digunakan untuk Eco Enzyme
Pertama kali bikin Eco Enzyme, aku memutuskan memakai kulit jeruk, konon katanya kalau pakai buah ini cairan yang dihasilkan bakalan seger, gitu. Beda kalau yang dipakai lebih banyak kulit sayuran, atau kulit pisang yang justru ada kesan bau busuk dan asamnya dikit. Tapi, karena gagal kejadian meledak itu, akhirnya sempat terhenti nggak bikin dulu.
Lalu, saat materi di kelas belajar zerowaste yang diharuskan praktek, aku memilih kulit pepaya yang kebetulan lagi ada stok terus setiap hari. Nggak hanya kulitnya aja, ada beberapa yang kumasukkan daging buahnya juga, karena stok lagi banyak, daripada dibuang, mending dijadiin Eco Enzyme sekalian.
Eh, ternyata di awal-awal gitu, ada aroma seger dari buah pepaya. Aroma asam karena sedikit kutambahkan kulit jeruk. Apalagi cara bikinnya ternyata mudah, jadi semangat bikin lagi. Oh ya, tidak semua buah cocok untuk dijadikan Eco Enzyme, loh.
Berikut ini beberapa buah yang tidak dapat dan tidak cocok dijadikan Eco Enzyme diantaranya buah yang memiliki kulit keras:
-
- Buah durian, buah salak dan kelengkeng, manggis, karena teksturnya yang keras sulit difermentasikan.
-
- Buah Alpukat tidak cocok untuk dijadikan Eco Enzyme karena bisa menyebabkan cairan jadi berminyak.
-
- Buah yang sudah direbus, atau telah terkena minyak juga tak cocok dijadikan Eco Enzyme, karena bisa merusak fermentasi cairan.
Eco Enzyme Jadi Solusi untuk Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Setelah tahu manfaat dari Eco Enzyme yang dapat mengurangi pemanasan global karena banyaknya tumpukan sisa konsumsi organik. Sudahkah mulai tertarik untuk membuatnya? Tenang saja, cara membuatnya mudah, apalagi alat dan bahan yang digunakan juga mudah ditemukan. Next, bakal kutuliskan Alat dan Bahan Eco Enzyme. Tungguin, ya. ***