Pupuk Kompos Terbuat dari Apa? Bahan ini Harus Dihindari

Pupuk kompos terbuat dari sampah organik hijau dan cokelat

Beberapa waktu lalu aku pernah mengikuti kelas belajar mengompos secara daring, namanya Harewos Kompos.  Awalnya memang penasaran, pupuk kompos terbuat dari apa? Kok bisa bikin tanaman jadi subur dan pertumbuhannya bagus. 

Untungnya di Harewos Kompos ini pelatihannya cuma sebulan saja, jadi selama 3 minggu bakalan dipantau tahapnya membuat kompos. Mulai dari menyiapkan bahan, alat, dan setiap step dijelaskan secara detail.  Apalagi ada pendampingan melalui online di grup WA.

Bersyukur banget bisa menemukan pelatihan pendampingan membuat kompos secara daring, karena selama ini mau bikin takut gagal. Selain itu juga disarankan memakai peralatan yang ada di rumah, kebetulan punyaku cara membuat kompos organik dari ember bekas cat, jadi nggak keluar biaya sama sekali.

Table of Contents

Pupuk Kompos Terbuat dari Sampah Organik

Mungkin karena takut banyak peralatan dan bahan membuat kompos yang harus disiapkan, membuatku dulu tak segera memulainya.  Padahal ternyata pupuk kompos itu terbuat dari sampah organik sebagai elemen hijau dan elemen cokelatnya berasal dari daun kering, tanah, dan lain-lain.

Sedangkan bahan-bahan yang bisa dijadikan pupuk kompos ada beberapa bagian, mulai dari jenis sampah organik hijau dan sampah organik cokelat. Atau biasa disebut dengan elemen kering dan basah. Jangan lupa tambahkan bioaktivator yang berasal dari rendaman air cucian beras yang disimpan selama dua hari, atau EM4 untuk mempercepat proses pengomposan.  

Dalam membuat kompos terdapat empat elemen penting yang harus ada pada komposter jenis Aerob, diantaranya si hijau sebagai nitrogen, si cokelat, sebagai karbon, udara sebagai oksigen, dan air sebagai komposter diperlukan jika komposter kering.

Kompos aerob sendiri merupakan jenis kompos yang membutuhkan oksigen, sehingga membutuhkan lubang udara. Hasilnya berbentuk padat, jenis kompos ini cocok untuk pemula yang ingin belajar membuat kompos.

  • Elemen basah atau sampah organik hijau ini memiliki ciri berwarna kehijauan dan lembap, misalnya sisa potongan buah dan sayur, cangkang telur, ampas kopi, rerumputan, tanaman herbal, bulu unggas, dan lain-lain.

Oh ya, sayuran atau potongan buah jika ingin dijadikan pupuk kompos, sebaiknya harus dicacah atau dipotong terlebih dahulu karena untuk mempercepat proses pengomposan.

  • Elemen kering atau sampah organik cokelat memiliki ciri berwarna kecoklatan, kasar, dan berserat  terdiri dari daun kering, rol tisu kardus, jerami, kardus atau duplek, potongan kayu, kertas parut, serbuk kayu, sekam atau sekam bakar, tanah, dan lain-lain.

Hindari Bahan-bahan ini dalam Membuat Pupuk Kompos

Namun ternyata ada beberapa sampah organik yang tidak cocok untuk  dimasukkan ke dalam pupuk kompos, loh, karena bisa menganggu kelembapan yang ada di kompos,. Dilansir dari laman waste4change.com, terdapat sampah organik yang kurang cocok untuk dijadikan bahan membuat kompos, diantaranya:

Sisa Makanan yang Mengandung Minyak

Makanan sisa yang mengandung minyak ternyata tidak cocok untuk ditambahkan dalam pupuk kompos, karena bisa memperlambat proses dekomposisi sampah organik. Itulah kenapa pesan orang dulu untuk selalu menghabiskan makanan, karena nantinya akan menimbulkan masalah.

Sisa Tulang Ikan atau Ayam

Sisa tulang ikan atau ayam dapat mengundang berbagai jenis hama seperti lalat, tikus, hingga belatung, sehingga proses pengomposan menimbulkan bau menyengat. Apalagi sisa tulang tersebut juga dapat mengandung bakteri atau jamur, sehingga dapat merusak kompos. Sebaiknya jika memiliki hewan peliharaan, bisa diberikan kepada kucing, atau anjing.

Kertas Bertinta atau Berplastik

Tidak semua jenis kertas dapat dijadikan pupuk kompos, kertas yang harus dihindari adalah yang bertitna dan memiliki lapisan plastik. Seperti halnya kertas glossy untuk majalah, katalog, brosur, kartu, atau kertas kado yang tidak bisa terurai dan bisa menghambat proses pengomposan.

Susu dan Produk Turunannya

Menghindari mencampur produk olahan susu seperti keju, yoghurt, krim, mentega, dan lain lain ke dalam kompos karena bisa mengundang hama pengerat seperti lalat dan tikus. Hama tersebut dapat merusak kualitas kompos yang sedang berjalan.

Kotoran Hewan

Sebaiknya menghindari memasukkan kotoran hewan ke dalam pupuk kompos karena bisa jadi kotoran tersebut mengandung bakteri atau terkontaminasi parasit.

Selain lima kategori di atas, menurut beberapa sumber ada beberapa bahan yang harus dihindari juga seperti alumunium foil karena tidak dapat terurai, arang yang mengandung zat merusak tanaman, tanaman yang sakit karena bisa menularkan infeksi, dan lain-lain.

Alasan Harus Mengompos

Terdapat berbagai alasan kenapa kita harus mengompos, apalagi bahan-bahannya sudah ada di sekitar kita, tinggal prakteknya aja agar bisa menjadi kebiasaan menjaga lingkungan dengan bertanggung jawab terhadap sisa konsumsi. Alasan tersebut diantaranya :

  1. Pupuk kompos dapat menyuburkan tanah
  2. Mengatasi masalah sisa konsumsi rumah tangga dengan memanfaatkannya menjadi barang bermanfaat.
  3. Menjaga kualitas air dan tanah karena kandungan nutrisi pada kompos seperti nitrogen, fosfor, dan kalium dapat mempercepat pertumbuhan tanaman.
  4. Mengurangi efek perubahan iklim dan efek gas rumah kaca.
  5. Membuat tanaman menjadi subur karena terpenuhinya nutrisi dan unsur hara dari pupuk kompos
  6. Mengurangi penggunaan pupuk kimia yang memiliki dampak negative terhadap lingkungan.

Kesimpulan

Pupuk kompos terbuat dari bahan-bahan yang mudah ditemukan, bukan? Apalagi memiliki banyak manfaat yang bisa kita dapatkan, serta alat membuat kompos juga bisa memakai yang ada di rumah, seperti bekas ember cat, karung, dan lain-lain. Next, bakal kutulis Manfaat Daun Kering untuk Kompos. ***

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *