Home Page >> Traveling dan Kuliner >> Rekomendasi Sate Ayam di Blitar, Coba di Warung Pak Latif!
Ada banyak pelajaran yang kudapatkan setelah menikah, salah satunya aku jadi tahu bagaimana cara merasakan warung sate ayam itu enak atau tidak dilihat dari berbagai sisi. Ya, dulunya aku menganggap bahwa beli sate ayam dimanapun tempatnya, pasti rasanya sama.
Ternyata tidak juga, hal itu setelah mas yang suka memilih makanan mengajariku bagaimana rasa sate ayam yang harus jadi langganan, atau cuma beli sesaat saja. Lucu ya, perkara warung sate ayam saja membuatku belajar ilmu baru.
Akhirnnya setelah mencoba beberapa tempat warung sate ayam di Blitar, masih tiga atau empat warung, pilihannya untuk jadi tempat langganan adalah warung sate ayam madura milik Pak Latif. Kini nomernya juga sudah tersimpan di hpku, jika malas masak makan malam, tinggal WA Pak Latif saja.
Warung Sate Ayam Pak Latif di Pojok Garum
Warung sate ayam milik Pak Latif ini tepat di depan Kafe Kopi Yan, atau berada di jalan Sawahan Pojok Garum. Atau di daerah lalu lintas jalan provinsi Blitar Malang, lokasinya di timur jalan ada warung kecil dengan gerobak dan kain penutup warna hijau muda khas warung sate.
Pernah beberapa bulan warung ini tidak buka, padahal saat itu aku dan mas ingin makan sate. Akhirnya coba beli sate ayam yang ada saja dan masih buka. Ternyata rasanya jauh beda dari sate ayam Pak Latif. Karena kebanyakan kulit daripada daging, mana dagingnya kecil pula.
Beberapa waktu kemudian, mas ingin membeli sate ayam Pak Latif. Masih tutup juga, dong. Tapi ternyata di dinding warungnya ada tulisan nomer hape, serta arah-arah menuju rumahnya yang tertulis bahwa sementara buka di rumah.
Mas mencoba menelusuri rumahnya, dan ketemu. Tempatnya tak jauh dari warung di pinggir jalan, hanya saja sedikit menelisik ke jalan-jalan kecil. Taka da gerobak di depan rumahnya, hanya ada meja besar yang ditata beberapa keperluan untuk menjual sate.
Ternyata beberapa bulan warung sate tidak buka karena Pak Latif mendapat musibah, jatuh dari motor yang membuatnya tak bisa melakukan aktivitas seperti biasa, termasuk menjual sate di warung tepi jalan.
Saat di rumah, jualan sate ayam juga digantikan oleh sang istri. Dan saat itu dia bercerita banyak hal bagaimana awal mula Pak Latif jatuh dari motor, padahal lokasinya masih di depan rumah saja. Eh, jadinya dikasih nomernya Pak Latif jika suatu hari ingin pesan sate, tinggal wa dan ambil.
Alasan Harus Coba Sate Ayam di Warung Pak Latif
Bukan tanpa alasan aku dan mas memilih warung sate ayam milik Pak Latif jadi langganan untuk lauk makan malam. Alasan yang membuatku belajar bagaimana memilih dan menghidangkan makanan terbaik untuk keluarga.
Berikut ini ada beberapa alasan yang membuatmu harus mencoba membeli sate ayam enak milik Pak Latif. Kalau aku karena alasan pertama dekat dengan rumah Gedog, sekitar 10 menit sudah sampai lokasi warung tendanya di tepi jalan raya.
Apalagi kalau punya nomernya, tinggal pesan saja lewat WA. Nanti datang ke warung tinggal ambil karena sudah disiapkan, jadi nggak perlu menunggu lama harus membakar dulu, atau apalah. Dan inilah alasanku memilih warung Pak Latif jadi langganan beli sate ayam.
Bumbu Kacang Melimpah
Sate ayam tak lengkap kalau tidak ada bumbu kacangnya, nah di warung Pak Latif ini, bumbu kacangnya melimpah dengan teksturnya lembut, dan rasa kacangnya pas. Seolah memang dibuat bumbu bakal meresap sempurna dengan sate ayam.
Bumbu kacangnya melimpah ini jadi salah satu pilihan yang kucari, karena pernah beli di beberapa tempat, bumbu kacangnya itu sedikit sekali. Bahkan bumbunya tak bisa meresap ke 1 porsi sate yang kami pesan.
Jauh berbeda dengan sate ayam milik Pak Latif, bumbu kacangnya yang melimpah bisa dicampur dengan nasi hangat yang membuat makam malam terasa lengkap. Perpaduan nasi hangat, bumbu kacang melimpah, dan sate ayam yang potongan dagingnya besar membuat kami kenyang seharian.
Daging Ayam Empuk dan Potongannya Besar
Alasan kedua karena daging ayam yang digunakan itu dipotong besar, dan empuk saat dimakan. Perpaduan antara daging dan kulit ayam juga sesuai porsinya. Jadi, nggak banyak dagingnya atau kulitnya.
Karena pernah beli di tempat lain, dagingnya kecil-kecil, bahkan porsi antara daging dan kulit ayam lebih banyak kulitnya. Kalau aku sih senang-senang saja, karena aku tim kulit. Tapi, beda sama mas yang nggak suka kulit ayam, jadinya skip warung lain.
Nah, di warung Pak Latif itu berbeda, dalam sepuluh porsi, mungkin hanya lima tusuk saja yang ada kulit ayamnya, itu pun hanya satu potong kecil yang berada di tengah. Sedangkan yang lainnya full daging ayam yang melimpah.
Porsi Sambalnya Pas
Saat membeli untuk dibawa pulang, porsi sambalnya dibungkus di klip kecil, yang menurutku tidak terlalu pedas jika sedikit saja. Makanya mas selalu menuangkan agak banyak biar lebih terasa pedasnya.
Harganya Terjangkau
Harga sate ayam satu porsi tahun lalu seingatku masih 14 ribu, namun sepertinya tahun ini sudah naik seribu. Jadi, satu porsi sate ayamnya 15 ribu. Tapi, wort it sih kalau naik karena nggak Cuma bumbunya saja yang melimpah, dagingnya juga besar.
Rekomendasi Sate Ayam dengan Bumbu Kacang Melimpah di Warung Pak Latif
Tidak hanya sate ayamnya yang enak dan bumbunya melimpah, tapi penjualnya yang baru kutahu setelah menyimpan nomer WA bernama Pak Latif itu orangnya ramah. Pelayanannya juga sat set, gercep. Recommended buat kamu yang sedang mencari lauk buat teman makan malam.
Next, aku bakal cerita dimsum mentai favorit di Blitar, karena minggu lalu aku coba beli di salah satu dimsum yang berbeda. Eh, ternyata rasanya tetap yang paling juara dimsum langganan. Tungguin, ya. ***