Ramadan tahun ini keinginanku ngabuburit cuma satu, ingin ke pasar Ramadan yang berada di Alun-alun Kota Blitar. Rasanya sudah lama nggak melihat dan hadir menyaksikan festival kayak gini. Selain itu, aku juga berencana ikut tantangan dari @bicaraudara dengan tema puasa sampah jadi berkah. Berikut ini tips ngabuburit ramah lingkungan yang juga berusaha kupraktekan.
Sambil menunggu berbuka puasa, ada berbagai kegiatan yang bisa dilakukan. Seperti halnya membaca buku, atau jalan-jalan ke keliling kota melihat suasana Ramadan yang berbeda dari hari biasa. Selain membaca buku, aku biasanya mengajak mas keliling kota naik motor, entah beli takjil atau terkadang hanya ingin menghabiskan bensin saja. Hehe.
Kalau berniat ingin beli takjil atau menu lauk untuk sahur sekalian ngabuburit, tahun ini aku mulai mencoba untuk bijak dalam mengelola sampah plastik dengan membawa wadah sendiri. Meskipun terkadang belum konsisten, tapi setidaknya aku mulai berani mencoba daripada tidak sama sekali. Inilah tips ngabuburit ramah lingkungan dari pemula yang ingin belajar menjaga kelestarian alam.
4 Tips Ngabuburit Ramah Lingkungan Untuk Pemula
Dua tahun ini aku mulai belajar menjaga lingkungan mulai dari hal-hal sederhana, motivasi awal sebenarnya semenjak gabung menjadi bagian dari eco blogger squad, aku jadi lebih paham soal isu lingkungan, dan bagaimana peran kita sangan menentukan dalam kelestarian alam. Salah satunya dengan menerapkan tips ngabuburit ramah lingkungan dan zero waste terhadap apapun yang kita makan.
Berikut ini hal-hal yang bisa kamu lakukan saat ngabuburit atau buka bersama agar lebih ramah lingkungan, terutama untuk pemula yang sedang belajar bijak soal krisis iklim.
Menghabiskan makanan tanpa sisa
Menghabiskan makanan tanpa sisa juga jadi salah satu cara untuk lebih ramah lingkungan, seperti halnya saat ngabuburit, rencanakan mau beli apa untuk takjil, dan berbuka puasa. Setidaknya dengan merencanakan menu berbuka dan sahur, jadi bisa mengurangi banyak makanan tersisa yang bakal jadi sampah. Karena sisa makanan juga bisa menyumbang gas emisi, loh.
Membawa kantong belanja dan wadah makanan sendiri
Cara paling mudah untuk memulai melakukan aktivitas ramah lingkungan yaitu dengan mengurangi sampah plastik dengan membawa kantong belanja sendiri dari rumah. Awalnya dulu aku sempat takut dan malu komentar penjualnya, tapi demi sebuah tekad untuk belajar bijak soal sampah, aku mulai saja. Salah satunya saat membeli takjil Ramadan, aku membawa wadah makanan sendiri, meskipun dilihatin sama pembeli lain. Setidaknya aku lega bisa memulai memberanikan diri.
Kalau untuk membawa kantong belanja saat membeli sayuran dan buah-buahan, alhamdulillah aku sudah membiasakan diri. Tapi kalau bawa wadah makanan baru aja kumulai bulan puasa ini. Hehe
Belajar mengompos sisa makanan
Awal Ramadan tahun ini kebetulan aku juga sedang belajar mengompos sisa makanan seperti sayuran dan kulit buah bersama @harewoskompos. Cara membuat kompos sederhana dari bekas ember cat sudah pernah kutulis juga di blog ini. Entah kenapa Ramadan jadi makin berkah ketika aku bisa memanfaatkan limbah sampah sisa makanan jadi barang berguna seperti pupuk alami.
Memilih Takjil Tanpa Kemasan
Hal terakhir yang bisa diterapkan saat ngabuburit ramah lingkungan yaitu memilih takjil tanpa kemasan untuk mengurangi sampah plastik yang berserakan. Saat ngabuburit di pasar takjil beberapa minggu lalu, aku sempat bingung memilih karena beberapa penjual sudah mengemasnya dalam sebuah wadah plastik, mika atau kardus. Untung saja ada penjual risol mayo yang menjajarkan dagangannya dalam sebuah nampan, tanpa dikemas plastik sebelumnya.
Manfaat Ngabuburit Ramah Lingkungan
Terdapat beberapa manfaat ketika berhasil menerapkan ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di bulan Ramadan ini kita bisa mulai memaksimalkan amalan kebaikan nggak hanya kepada sesama manusia, tetapi juga lingkungan. Mulai aja dulu saat ngabuburit dengan membawa wadah sendiri dari rumah, memilih takjil tanpa kemasan, hingga mengurangi sampah plastik.
Dengan menerapkan hidup ramah lingkungan, nggak hanya bermanfaat terhadap alam, tetapi juga seluruh kehidupan seperti mengurangi perubahan iklim, mengurangi emisi gas karbon rumah kaca, hingga dapat menjaga keseimbangan ekosistem demi mencegah pencemaran lingkungan.. ***